Contoh Bioteknologi Konvensional: Kelebihan, Kekurangan, dan Tabel Lengkap

Salam Sobat Gonel! Mari Kita Bahas Bioteknologi Konvensional Secara Detail

Bioteknologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang teknologi penggunaan mikroorganisme, sel, dan jaringan untuk menghasilkan produk atau mengoptimalkan proses produksi, baik dalam industri maupun pertanian. Salah satu jenis bioteknologi yang sudah dikenal sejak lama adalah bioteknologi konvensional.

Bioteknologi konvensional adalah teknik penggunaan organisme sebagai alat untuk memproduksi produk atau menghasilkan proses tertentu dengan cara yang sudah umum dilakukan secara alami. Contohnya, teknik pembuatan yoghurt dengan bakteri asam laktat yang sudah dilakukan sejak ratusan tahun yang lalu.

Meskipun sudah lama dikenal dan digunakan secara luas, bioteknologi konvensional masih memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipahami. Artikel ini akan membahas contoh bioteknologi konvensional, kelebihan, kekurangan, serta tabel lengkap yang dapat menjadi panduan bagi Sobat Gonel.

Pendahuluan: Apa Itu Bioteknologi Konvensional

Sejak zaman dahulu kala, manusia sudah menggunakan bioteknologi konvensional untuk mempersiapkan makanan dan minuman. Contohnya fermentasi kacang kedelai menjadi tempeh, fermentasi susu menjadi keju atau yoghurt, dan pembuatan bir dan anggur dari fermentasi biji-bijian.

Bioteknologi konvensional ialah bioteknologi yang menggunakan mikroorganisme seperti bakteri atau jamur yang sudah ada di alam untuk menghasilkan produk. Keuntungan dari bioteknologi konvensional adalah dapat lebih murah dan lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan teknologi bioteknologi modern yang memerlukan teknologi yang lebih canggih, seperti teknik rekayasa genetika.

Namun, bioteknologi konvensional memiliki kelemahan. Salah satunya adalah prosesnya sulit dikontrol karena penggunaan mikroorganisme yang ada di alam. Selain itu, kualitas produk yang dihasilkan juga cenderung tidak seragam dan tidak dapat diperkirakan.

Berikut adalah contoh-contoh bioteknologi konvensional:

Contoh Bioteknologi Konvensional

1. Pembuatan Tempe

Tempeh EmojiSource: bing.com
Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi kacang kedelai dengan jamur Rhizopus oligosporus. Proses pembuatan tempe dilakukan dengan cara menumbuk kacang kedelai yang sudah direndam, kemudian dilakukan fermentasi menggunakan jamur tersebut. Jamur Rhizopus oligosporus akan mengurai kacang kedelai menjadi tempe yang siap dikonsumsi.

2. Pembuatan Yogurt

Yoghurt EmojiSource: bing.com
Yogurt dibuat dari proses fermentasi susu dengan bakteri asam laktat. Bakteri asam laktat akan mengubah laktosa dalam susu menjadi asam laktat, sehingga susu menjadi kental dan asam. Proses ini kemudian dihentikan dengan cara pendinginan sehingga susu menjadi yogurt yang siap dikonsumsi.

3. Pembuatan Kefir

Kefir EmojiSource: bing.com
Kefir dibuat dengan proses fermentasi susu dengan campuran bakteri dan ragi. Bakteri dan ragi ini akan menghasilkan senyawa yang memberikan rasa dan aroma pada kefir. Pembuatan kefir memerlukan waktu yang cukup lama dan harus dilakukan dengan hati-hati agar hasilnya optimal.

4. Produksi Enzim

Enzim EmojiSource: bing.com
Enzim merupakan molekul protein yang berperan penting dalam proses produksi berbagai industri, seperti pangan, farmasi, dan kosmetik. Bioteknologi konvensional dapat digunakan untuk produksi enzim dengan mengambil enzim dari berbagai jenis mikroorganisme atau organisme yang sudah dikenal.

5. Produksi Alkohol

Alkohol EmojiSource: bing.com
Produksi alkohol dapat dilakukan dengan bioteknologi konvensional dengan cara fermentasi dari bahan-bahan tertentu. Contohnya, produksi bir yang dibuat dari fermentasi biji-bijian seperti barley dan jagung, atau produksi anggur yang dibuat dari fermentasi buah anggur.

6. Pemanfaatan Mikroba dalam Pertanian

Seedling EmojiSource: bing.com
Mikroba dapat dimanfaatkan dalam pertanian untuk membantu meningkatkan kualitas tanah dan pertumbuhan tanaman. Contohnya, mikroba Rhizobium dalam akar kacang tanah mampu mengikat nitrogen dari udara dan membuatnya tersedia bagi tanaman. Hal ini dapat membantu mengurangi penggunaan pupuk nitrogen yang berbahaya bagi lingkungan.

7. Produksi Antibiotik

Antibiotik EmojiSource: bing.com
Antibiotik adalah senyawa kimia yang digunakan untuk menghambat atau membunuh pertumbuhan bakteri. Bioteknologi konvensional dapat digunakan untuk mendapatkan antibiotik dengan cara mengambil bakteri yang sudah ada di alam dan mencari senyawa-senyawa yang efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen.

Kelebihan dan Kekurangan Bioteknologi Konvensional

Kelebihan Bioteknologi Konvensional

1. Lebih Murah

Uang EmojiSource: bing.com
Bioteknologi konvensional lebih murah dibandingkan teknologi bioteknologi modern yang memerlukan teknologi yang lebih canggih, seperti teknik rekayasa genetika. Hal ini membuat bioteknologi konvensional lebih dapat diakses oleh kelompok masyarakat yang kurang mampu.

2. Sudah Teruji

Ujian EmojiSource: bing.com
Bioteknologi konvensional sudah teruji dan dapat dipastikan hasilnya, karena teknik ini telah dilakukan sejak lama dan sudah dikenal oleh masyarakat luas. Hal ini membuat bioteknologi konvensional menjadi pilihan yang tepat jika membutuhkan hasil yang pasti dan terpercaya.

3. Lebih Mudah Dilakukan

Mikroskop EmojiSource: bing.com
Bioteknologi konvensional lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan teknologi bioteknologi modern. Hal ini karena teknik ini mengandalkan mikroorganisme yang sudah ada di alam, sehingga tidak memerlukan teknologi atau peralatan khusus untuk melakukannya.

4. Lebih Berkesinambungan

Daur Ulang EmojiSource: bing.com
Bioteknologi konvensional dapat lebih berkesinambungan karena tidak hanya menghasilkan produk yang diinginkan, tetapi juga dapat menghasilkan produk sampingan yang dapat dimanfaatkan kembali. Contohnya, dalam produksi enzim, limbah yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.

Kekurangan Bioteknologi Konvensional

1. Proses Sulit Dikendalikan

Mikroskop EmojiSource: bing.com
Proses bioteknologi konvensional sulit dikendalikan karena penggunaan mikroorganisme yang ada di alam dan memiliki karakteristik berbeda-beda. Hal ini menyebabkan kualitas produk kurang seragam dan sulit diprediksi.

2. Tidak Efisien dalam Produksi Massal

Pabrik EmojiSource: bing.com
Bioteknologi konvensional tidak efisien dalam produksi massal dan memerlukan lahan atau ruang yang lebih besar dibandingkan teknologi bioteknologi modern. Hal ini karena teknik ini mengandalkan mikroorganisme yang sulit dikontrol dan memerlukan waktu yang cukup lama untuk menghasilkan produk.

3. Tidak Dapat Diterapkan pada Semua Produk

Paket EmojiSource: bing.com
Bioteknologi konvensional tidak dapat diterapkan pada semua produk karena mikroorganisme yang digunakan tidak dapat memproses semua jenis bahan baku. Contohnya, bakteri asam laktat dalam pembuatan yogurt hanya dapat memproses susu dan tidak dapat digunakan untuk memproses produk lain.

4. Tidak Dapat Menjamin Keamanan Produk

Pin Keselamatan EmojiSource: bing.com
Bioteknologi konvensional tidak dapat menjamin keamanan produk karena penggunaan mikroorganisme yang ada di alam. Mikroorganisme tersebut dapat mengalami mutasi dan menyebabkan ketidakamanan dalam produk yang dihasilkan.

Tabel Lengkap Contoh Bioteknologi Konvensional

Tukang Share Informasi

No. Nama Produk Bahan Baku Mikroorganisme Proses Pembuatan Keuntungan Kerugian
1 Tempe Kacang kedelai Jamur Rhizopus oligosporus Fermentasi kacang kedelai dengan jamur Rhizopus oligosporus Lebih murah dan mudah dibuat Kualitas produk tidak seragam dan sulit diprediksi
2 Yogurt Susu Bakteri asam laktat Fermentasi susu dengan bakteri asam laktat dan dihentikan dengan cara pendinginan Meningkatkan kesehatan pencernaan Kualitas produk tidak seragam dan sulit diprediksi
3 Kefir Susu Bakteri dan ragi Fermentasi susu dengan campuran bakteri dan ragi selama beberapa hari Menurunkan tingkat stres dan meningkatkan kesehatan pencernaan Tidak semua orang menyukai rasa dan aromanya
4 Produksi Enzim Berbagai jenis mikroorganisme atau organisme yang sudah dikenal Enzim Pengambilan enzim dari berbagai jenis mikroorganisme atau organisme yang sudah dikenal Meningkatkan efisiensi produksi